Halal Bihalal Cocok Untuk Momen silaturrahmi

Setelah Ramadhan maka halal bihalal menjadi satu tradisi yang digelar masyarakat Indonesia agar berkumpul dan saling memaafkan juga menyambung tali silaturahmi
Dulu ketika Indonesia sudah mulai goyah ketika itu dipimpin oleh bapak presiden kita yang pertama sang proklamator Soekarno ketika melihat carut-marutnya elit politik dan penguasa yang ada di dalam negara akhirnya Bung Karno memikirkan bagaimana untuk menyatukan kembali seluruh anak bangsa melalui satu momen setelah berlebaran.
Maka dia meminta kepada sesepuh Nahdlatul Ulama pada saat itu maka dia menemukan satu kalimat untuk mengumpulkan kembali seluruh anak bangsa ini juga para alim ulama maka dibuatlah suatu moment tertentu yang bernama halal bihalal.
Halal bihalal ini tentunya tidak lain adalah untuk mempersatukan kita kembali yang dulu terpisah diakibatkan karena jarak, yang dulu terpisah diakibatkan karena ada sedikit perbedaan dalam pemahaman, yang dulu memisahkan kita karena ada sedikit kless atau dan lain sebagainya.
Karena kita ini manusia "Al insanu mahallul khattaa-i wanisyaan" artinya manusia ini adalah makhluk yang banyak salah, yang sering berdosa dan lupa maka senantiasalah kita mengingatkan dengan cara melakukan silaturahmi supaya kita kembali menyatukan diri.
Bukankah Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-qur'an "a'uudzubillaahi minas syaiton nirojim, Bismillahirrohmanirrohim wasaari'uu ilaa maghfirotin mirrobbikum wa jannatin ardhuhaa samawati wal ardh u'iddats lilmutaqiin".
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman "maka bersegeralah kalian Kembali menuju jalan Allah dan maghfirahnya atau ampunan Allah yang mana Allah memiliki surga yang seluas langit dan bumi yang disiapkan bagi orang-orang yang bertakwa.
Jadi Allah mempersiapkan segalanya kepada orang-orang bertakwa, lalu siapa orang-orang bertakwa yang dijelaskan di dalam ayat tersebut, ini adalah ayat jawabul jawab dijawab oleh ayat setelahnya maka ayat setelahnya menjawab "alladziina yunfiquuna fis sarrooi wadh dorrooi" ialah orang-orang yang menginfakkan sebagian hartanya dalam keadaan lapang maupun sempit.
Maka, mari kita sama-sama menginfaqkan harta jika ada sedikit harta yang kita miliki infaqkanlah karena apa yang kita berikan di jalan Allah maka Allah akan ganti lebih daripada apa yang kita berikan.
Jadi ketika kita memberikan kepada orang yang membutuhkannya karena infaq, ini berarti mengeluarkan sebahagian daripada harta. Beda lagi dengan sedekah, kalau sedekah itu kita bersedekah apapun jenisnya mau harta benda, mau ide pikiran, gagasan ataupun senyuman.
"Tabassumuka fii wajhika akhiika laka shodaqoh" karena senyummu itu adalah sedekah, yang penting jangan senyum salah tempat, ada kucing lewat senyum juga itu kayaknya rada-rada gila mau diperiksa, jangan sampai tidak sehat bawa ke rumah sakit.
Yang dimaksud ini adalah kita tersenyum mengobarkan kebahagiaan kepada orang lain, pelangi senyum dibalik daripada musibah yang kita lewati ini Hai karena mana jamu sabanv album itu aja rezeki
Siapa yang menghibur keluarganya, saudaranya, sahabatnya yang tertimpa musibah, kena wabah dan lain sebagainya walaupun itu sedikit maka Allah akan memberikan pahala sama seperti pahalanya orang yang tertimpa musibah.
Masyaallaah, maka bagi senyuman ini agar mereka merasakan ketenangan, kebaikan dan kembali menjadi ceria. Itulah yang dimaksudkan bagaimana kita umat Islam saling membagi satu sama lain yaitu orang-orang yang menginfakkan sebagian hartanya dalam keadaan lapang maupun sempit.
Maka mari kita saling menginfakkan harta, berikan kecukupan kepada saudara kita, bukan berarti bulan Ramadan selesai sedekah juga selesai, tidak, jadikan sedekah ini mengalir sedemikian rupa meskipun di hari-hari yang lain selain bulan Ramadhan.
Siapa lagi yang Allah siapkan kepadanya surga yang seluas langit dan bumi yaitu orang-orang yang mampu menahan amarahnya, pemarah bukan tukang emosi ya, karena biasanya ada orang kalau tukang kayu wajar, tukang batu wajar, tapi ini tukang marah ini kurang ajar ya, aku lagi kita ini manusia, marah itu tidak menyelesaikan masalah, marah tidak memberikan solusi bijak, tidak menyelesaikan masalah.
Maka tahanlah amarah, bersabar, berlatih lagi setelah bulan Ramadhan selesai masuklah bulan Syawal 6 hari lagi kita berpuasa dimana Allah janjikan pahala seperti puasa satu tahun: "Barangsiapa yang berpuasa Ramadan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka baginya (pahala) puasa selama setahun penuh." (HR Muslim).
Komentar
Posting Komentar